ENDE 3TUNGKU – Ketua Komisi III DPRD Ende, Vinsen Sangu menilai pernyataan Pusat Vulkanologi sebagai sebuah pernyataan yang menunjukan begitu lemahnya peran institusi tersebut dalam menjalankan fungsinya sebagai elemen strategis untuk mendeteksi akan terjadinya sebuah peristiwa besar di puncak Danau Kelimutu.
Vinsen Sangu mengungkapkan hal tersebut dalam
Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kabupaten
Ende bersama para pemangku kepentingan dalam hal
ini Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Sokoria Geothermal Indonesia
(SGI), Badan Vulkanologi Meterologi dan Geofisika (BVMG), Taman Nasional Kelimutu
(TNK), Camat Ndona Timur, Camat
Kelimutu dan Perkumpulan Pelaku Pariwisata Moni
Kelimutu (P3MK) pada Selasa (25/05/2021) dalam menanggapi kondisi terakhir
Danau Kelimutu Tiwu Ata Bupu yang mulai surut air danaunya mencapai 5 m.
Menanggapi pernyataan Agus da Silva dari
Badan Vulkanologi yang mengatakan kejadian menurunnya debit air di danau
Kelimutu adalah kejadian biasa-biasa saja karena mungkin dipicu oleh kemarau
yang panjang dan dapat diduga adanya penyerapan air danau Kelimutu oleh tanah
merupakan diksi yang menunjukan kelemahan dari lembaga yang dipercayakan untuk
mendeteksi kejadian pada danau tiga warna tersebut.
Dilanjutkan Vinsen, turunnya debit air pada
Danau Tiwu Ata Bupu merupakan fakta yang terjadi saat ini sehingga para pihak
berkompetensi tidak bisa mengabaikan fakta ini baik peristiwa yang terjadi
secara alami maupun peristiwa yang terjadi akibat aktivitas manusia yang ada di
sekitar danau tiga warna ini.
Politisi muda PDIP ini menjelaskan terjadinya
penurunan debit air di Danau Kelimutu tidak saja menjadi ancaman bencana
geologi bagi manusia melainkan ada potensi besar yang akan mengancam
tergerusnya nilai kearifan lokal bagi peradaban Budaya Lio dan lebih jauh lagi
surutnyaTiwu Ata Bupu dapat mengancam hilangnya obyek wisata yang menjadi ikon
Kabupaten Ende di mata dunia.
Dirinya mendesak pemerintah, TNK, Badan
Vulkanologi untuk segera melakukan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga
perguruan tinggi maupun lembaga riset lainnya yang memiliki kompentensi di
bidangnya untuk segera melakukan kajian ilmiah terhadap fenomena yang terjadi
ini.
“DPRD secara lembaga meminta pemerintah, TNK
dan Badan Vulkanologi untuk segera berkoordinasi dan bekerjasama dengan lembaga
perguruan tinggi dan lembaga riset
lainnya untuk segera melakukan kajian ilmiah atas peristiwa ini,” tegas Vinsen.
Sementara itu Ketua P3MK yang juga pimpinan
rombongan, Hans Samsana menuturkan penurunan debit air Danau Kelimutu Tiwu Ata
Bupu (danau orang tua) sudah terjadi sejak
dua tahun terakhir namun saat ini debit airnya menurun mencapai 5 meter
sehingga dikhawatirkan suatu waktu akan terjadi kekeringan pada danau ini.
Menurut Samsana, P3MK sudah melakukan langkah
– langkah persuasif dan kekeluargaan dengan melakukan kunjungan dan berdialog dengan
Balai TNK maupun Badan Vulkanologi namun kedua lembaga ini terkesan menutup
mata dan bersikap apatis terhadap informasi yang kami sampaikan.
“Bagi P3MK, Balai TNK adalah orang tua yang
menjaga dan melindungi anaknya bernama Danau Kelimutu namun mereka seolah
menutup mata dan terkesan bersikap apatis atas informasi yang kami sampaikan,”
ungkap Samsana.
RDP yang dipimpin oleh Maximus Deki (Wakil
Ketua Komisi II) yang didampingi Vinsen Sangu (Ketua Komisi III), Hj. Silvya D.
Indradewa (Wakil Ketua Komisi I) dengan dihadiri kurang lebih 16 orang anggota
DPRD Ende melahirkan beberapa rekomendasi penting diantaranya :
1. Pemerintah Daerah, BVMG, dan TNK diminta segera
melakukan kajian ilmiah atas dampak menurunnya debit air Danau Kelimutu. Kajian
Ilmiah tersebut diminta untuk dilakukan oleh tim independen baik lembaga
perguruan tinggi maupun lembaga riset lainnya yang memiliki kompentensi
dibidangnya (Geologi, geokimia, geofisika). Dan hasil kajian ilmiah tersebut
dipublikasikan secara terbuka kepada masyarakat umum.
2.
Pemerintah daerah dan TNK diminta untuk
segera melaksanakan seremonial adat sesuai adat dan budaya setempat atas dampak
menurunnya debit air di danau kelimutu tersebut.
3.
Pemerintah daerah diminta untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi secara rutin dan berkala, baik atas menurunnya debit
air danau kelimutu maupun dampak lingkungan atas aktivitas pengeboran panas
bumi Mutubusa Sokoria di Kecamatan Ndona Timur.***(mone)
0 Komentar