Kamu Pastor Jangan Tipu Saya. Dosa Besar

"Miu Tua Ae Ma'e Tipu Ja'o Ro. Dosa Merhe/Kamu Pastor Jangan Tipu Saya. Dosa Besar"


Masih segar dalam ingatan saya. Ketika itu saya baru saja bertugas sebagai pastor paroki Ratesuba. Hari itu tanggal 31. Desember tahun 2001. Hampir 20 tahun lalu.

Umat lingkungan Boafeo minta saya untuk merayakan ekaristi tutup tahun bersama mereka. Saya berangkat sendirian dari Ratesuba. Ratesuba ke Bengge dengan motor. Selanjutnya Bengge ke Boafeo full jalan kaki.

Di Ratesuba saya mendapat bekal minuman 2 botol "Krating Daeng" dari kae Lin, istrinya guru Vincent Mari. Minuman penambah stamina agar tidak kecapaian hingga tiba di Boafeo.

Cuaca sangat bagus. Saya melewati pendakian Ekoriso hingga Bu'ukuru. Selanjutnya menurun ke Mbakaondo, melewati sungai Mbakaondo dan mendaki Mbakakewu. Perjalanan yg asyik dan menyenangkan.

Pendakian Mbakakewu cukup melelahkan. Tapi saya memilih utk beristirahat di satu tempat namanya "Mbodhe Jita". Orang Boafeo dan Mbakaondo pasti tahu tempat itu. Saat itu baru saja ada kegiatan pembukaan jalan raya. Disitu ada mata air dan pancuran kecil dari bambu. Kita bisa mencuci muka atau melepaskan dahaga dengan air itu.

Waktu kira-kira jam 12 siang. Matahari panas terik. Saya duduk santai sendiri di atas drum oli peninggalan proyek jalan, sambil menikmati minuman krating daeng. Suasana sunyi sepi. Ada perasaan takut juga. Saya nikmati sambil siul-siul. Biar bisa mengusir rasa takut.

Beberapa saat kemudian muncul seorang bapa dari tengah hutan sebelah bawah jalan. Dia baru saja selesai iris tuak putih. Ada parang di pinggang dan tombak di tangan kanan. Tampangnya agak lucu. Namanya Gabriel Wara. Ari kaenya di Gego dan Boafeo menyapanya "Gabe".

Saya ajak dia ngobrol dan memberinya rokok Surja yg kebetulan juga sy bawa serta dari Ratesuba.  Sambil rokok Gabe menawarkan sy nikmati tuak putih yg baru saja disadap. Saya terima tawaran dgn senang hati dan meneguk tuak itu.

Sambil cerita santai beliau perhatikan botol krating daeng di depan saya. Dia tanya: "tua sena boti apa? Boti oba pa? Ngara ko oba pati jao mogha. Jao ndia ro baja". Artinya Pastor itu botol apa? Botol obat kah? Kalau obat beri saya juga. Badan saya sakit".

Saya berpikir ini kesempatan baik utk "mengolah" kae Gabe ha ha. Saya katakan kalau itu botol obat. "Na tumbee boti oba te kae. Tapi na oba khusus utk kami tua ae. Artinya betul itu botal obat, tapi obat khusus utk kami pastor".

"Oba utu miu tua we tau apa ro. Obat khusus utk apa?" Tanya beliau penuh penasaran. Saya pura-pura serius menjelaskan kasiat krating daeng kepada beliau.

"Kae Gabe. Na oba bhisa utu kami tua-tua demi mbana patroli, nuka nai ndeka kezhi wozho. Jao nuka nai Ratesuba-Boafeo na sa rhama we. 5 menit/Kak Gabe, ini obat mujarab utk kami para pastor bila naik turun bukit mengunjungi umat. 5 menit sdh tiba. Caranya mudah saja. Minum 1 teguk, tutup mata kita sampai tujuan.

Beliau penasaran dan minta agar saya memberinya: "Pati jao mogha. Oba na bhisa tumbee. Jao tenaga kura peka we mbana kewi moke". Saya janji utk memberinya malam hari setelah misa tutup tahun dan bertemu di rumah ketua lingkungan Boafeo saat itu, abang Petrus Roso.

Setelah misa beliau bergegas ke rumah ketua lingkungan. Kebetulan sekali ketua lingkungan, Petrus Roso adalah sepupunya.

"Roso ari, jao we perlu ne'e tua. Tua ndewe janji pati jao oba. Tua kita na padahal oba petu mogha, ata bhisa eee", katanya kepada kae Petrus Roso. Kae Petrus yg sdh kenal sy jadi sangat penasaran dan balik bertanya: "Oba apa te kae Gabe". "Beliau menjawab: "obat utu we kadhi zhowo ae, nuka nai kerhzi wozho te ari. Tua nosi Boafeo - Ratesuba na 5 menit . Jao perlu tumbee we ndua nuka Gego, Mbagho Mo, Mbodhe Jita, mbana kewi moke nu".

Abang Petrus Roso tertawa terpingkal-pingkal sambil berkata: "Dhe Gabe, tua na pati bodo kau. Kai mbe'o kau nia lucu. Kai iwa zhatu oba na". Beliau menjawab: "jao piki ata tua ae na iwa biasa mbodho ro. Ebe iwa biasa tipu te ari Roso".

Sambil tertawa beliau katakan pada saya: "miu ata tua ae mae tipu jao ro. Dosa merhe/kamu pastor jangan menipu saya. Dosa besar". Kae Gabe sudah meninggal bbrpa tahun yg lalu. Saya masih ingat wajahmu yang lucu dan lugu, tampilanmu yang sederhana dan ugahari.( Romo Stef Wolo dari Swiss)

Posting Komentar

0 Komentar