Owner Baipito Digital Printing, Poce Lebuan sesaat menuju ke lokasi penyaluran bantuan (foto doc. ataKiwaBy7)
3TUNGKU LARANTUKA – Baipito Digital Printing,
sebuah perusahaan sablon dan percetakan milik Paulus Boli Emi Lebuan
menyerahkan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban bencana erupsi Ile Lewotobi
Laki – laki.
Bantuan
yang diserahkan langsung kepada para korban bencana ini di Suku Tukang, Desa
Pululera, Kecamatan Wulanggitang dilaksanakan pada hari Selasa (05/11/2024)
dengan mendatangi tenda – tenda
pengungsi mandiri yang berada di kebun sepanjang jalan antara desa
Pululera dan desa Niheknoleng.
Kepada
media, Paulus Boli Emi Lebuan mengatakan dirinya merasa prihatin dengan para
korban bencana erupsi Ile Lewotobi Laki – laki yang terjadi pada tanggal 3
November 2024 lalu yang menelan korban nyawa dan materi yang cukup banyak di
sekitar kaki gunung tersebut.
“Berawal
dari keprihatinan kami terhadap para korban, timbul niat untuk segera membantu
mereka setulusnya dengan segala kekurangan yang kami miliki sebagai kuli
percetakan,” kata Paulus Boli Emi Lebuan.
Paulus
melanjutkan dirinya memberi seadanya dari kekurangan yang dimilikinya sebagai
respon cepat terhadap kebutuhan para korban yang mengungsi secara mandiri
karena para pengungsi mandiri sering terlewatkan dari pantauan para donatur
maupun pemerintah sehingga terkadang tidak mendapatkan bantuan apa pun.
“Kami
memilih Suku Tukang untuk kami datangi karena informasi yang kami terima,
disana banyak masyarakat yang memilih mengungsi di kebun – kebun milik mereka,”
imbuhnya.
Paulus
Boli Emi Lebuan yang akrab disapa Poce Lebuan ini awalnya menduga hanya satu
dua keluarga yang mengungsi di kebun miliknya namun setelah ditelusuri di
lokasi pengungsian ternyata cukup banyak masyarakat Suku Tukang yang mengungsi
di kebun mereka yang jaraknya sekitar 5 – 6 km dari kampungnya.Baipito Digital Printing bersama crew (foto ataKiwaBy7)
Disebutkan
Poce, ada enam titik pengungsi dengan jumlah pengungsi sekitar dua ratusan jiwa
yang mampu dideteksinya setelah menyisir sepanjang jalan dan beberapa kebun
milik warga di sekitar namun informasi yang diterima dari warga di pengungsian
mangatakan masih ada pengungsi mandiri di kebun mereka yang jauh ke dalam dan
tak bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat.
“Informasi
yang kami dapat dari warga kalau masih ada pengungsi mandiri tinggal di kebun
mereka yang agak masuk ke dalam sehingga susah untuk dijangkau. Kami juga lewat
saudara – saudara kita yang kami datangi untuk menyarankan kepada mereka supaya
buka tenda pengungsian di dekat jalan supaya mudah diakses oleh relawan maupun
pemerintah dalam memberikan bantuan kepada mereka,” lanjut Poce.
Terkait
bantuan yang disalurkan Poce menuturkan, pihaknya hanya memberikan sembako, mie
instan, pakaian layak pakai untuk dewasa dan bayi, perlengkapan mandi dan cuci,
jajan dan mainan anak – anak dan juga beberapa terpal.
“Kami
hanya bisa bantu ala kadarnya untuk pertolongan di saat emergency saja sesuai
kemampuan kami,” tuturnya.
Owner
ataKiwa’By7 ini mengatakan, dirinya bersama ke delapan crewnya hadir di tengah
para korban untuk memberikan sedikit dari yang dimilikinya yang merupakan
sebuah panggilan nurani dengan tulus dilakukannya tanpa tedeng aling – aling sehingga masih banyak korban yang belum
mendapatkan uluran kasih darinya bisa memahami kekurangan ini.
“Kami
minta maaf kalau masih banyak saudara kita yang belum bisa kami beri saat ini
karena memang kami hanya memberi sesuatu yang bisa kami berikan dari kekurangan
kami. Yang banyak itu orang punya, dan kami hanya berikan seadanya yang kami
punya. Yang penting adalah kita memberikannya dengan ikhlas dari hati,”
pungkasnya.*** (igento)
0 Komentar