Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Adat, AMAN Gelar Pelatihan KUMA dan BUMMA

                       Para peserta pelatihan berpose bersama nara sumber di pelataran Beiposo (foto AMAN)
BAJAWA-3TUNGKU. Peningkatan kesejahteraan hidup Masyarakat Adat merupakan salah satu tujuan utama didirikannya Kelompok Usaha Masyarakat Adat (KUMA) dan Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA), sebuah badan yang dimiliki Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) pada beberapa tahun terakhir ini.

Hal ini dikatakan Feri Nur Octaviani, Direktur Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya Lestari AMAN pada Rabu (03/09/ 2025) di Komunitas Adat Beiposo, desa Beiwali, Bajawa dalam kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pengurus KUMA dan BUMMA AMAN wilayah Nusa Bunga.

Feri Nur Octaviani mengatakan gelar pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini  bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dalam memperkuat tata kelola KUMA dan BUMMA yang telah dibentuk di AMAN wilayah Nusa Bunga.

Octaviani menuturkan saat ini, tercatat empat KUMA dan dua BUMMA telah berjalan aktif di AMAN wilayah Nusa Bunga dengan basis usaha bersumber pada potensi lokal yang ada di komunitas adat masing – masing.

“Karena badan usaha ini telah aktif berjalan di AMAN Nusa Bunga ini maka kami merasa penting untuk memberikan pelatihan kepada mereka agar pengelolaan sumber potensi unggulan lokal yang ada di komunitas itu dapat berjalan dengan baik dan lancar,” kata Nur Octaviani.

Nur Octaviani menjelaskan, kemandirian Masyarakat Adat dapat tercapai apabila hidup dalam kesejahteraan penuh kebahagiaan dengan mengelolah secara bijaksana dan berkelanjutan seluruh kekayaan titipan Leluhur baik kekayaan material yang berada di bawah maupun di atas tanah di dalam wilayah adanya itu sendiri termasuk kekayaan kekayaan immaterial seperti spiritual, pengetahuan lokal, seni tradisi, kesusastraan, ritual – ritual dan kearifan adat.

“Ekonomi Masyarakat Adat bisa mandiri apabila, sungai, hutan, dan tanah Leluhur kita yang menyediakan segalanya itu dikelolah sendiri secara baik oleh Masyarakat Adat,” jelasnya.

Lebih lanjut dalam pemaparan materinya, Nur Octaviani menyampaikan beberapa strategi pengembangan usaha Masyarakat Adat yang berkelanjutan serta pentingnya pengelolaan usaha secara adil dan lestari untuk mendukung  pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat Adat.

“Saya berharap, Komunitas Masyarakat Adat di Nusa Bunga mampu mengelola potensi unggulan yang dimiliki setiap komunitas adat agar dapat secara bijaksana melalui KUMA dan BUMMA dapat menjalankannya dengan baik dan lancar. Dengan demikian, tidak hanya ekonomi yang tumbuh, tetapi juga kesejahteraan Masyarakat Adat dapat meningkat,” ujar Nur Octaviani.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian (PH) AMAN wilayah Nusa Bunga, Maximilianus Herson Loi, dalam sambutannya menegaskan bahwa komitmen organisasi AMAN wilayah Nusa Bunga dalam pelaksanaan program kerjanya adalah terus melakukan pendampingan dan terus mendorong pertumbuhan unit – unit usaha Masyarakat Adat itu pada setiap komunitas adat anggota AMAN yang telah memiliki KUMA dan BUMMA.

“Dengan pengembangan potensi lokal yang ada, Masyarakat Adat dapat hidup mandiri dari sumber daya yang dimiliki wilayah adatnya,” kata Herson.

Herson Loi berharap, setiap peserta yang turut hadir dan terlibat dalam pelatihan ini dapat menjadi ujung tombak dan garda terdepan dalam pertumbuhan ekonomi dan perkembangan KUMA dan BUMMA di setiap komunitas adatnya masing – masing.

Hal yang sama juga dikatakan Kepala Desa Beiwali, Agustinus Resa, S.Kom, yang turut hadir  dalam membuka kegiatan pelatihan tersebut.

Sebagai pimpinan desa, dirinya menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif AMAN dalam melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat adat melalui penguatan kelembagaan dengan usaha berbasis komunitas.

“Kami berterimakasih atas kepercayaan AMAN yang telah mempercayai Komunitas Adat Beiposo, desa Beiwali sebagai tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan ini.  Sebagai pimpinan desa kami sangat mendukung kehadiran KUMA ataupun BUMMA di desa kami sebagai salah satu sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat adat disini,” pungkas Agustinus. *** (igento)

Posting Komentar

0 Komentar